Selasa, 27 September 2011

iklan0
Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Obesitas Di SMP

iklan1
ABSTRAK
    Obesitas merupakan suatu keadaan fisiologis akibat dari penimbunan lemak secara berlebihan didalam tubuh.
    Obesitas atau kelebihan berat badan adalah hal yang menakutkan bagi setiap orang tanpa terkecuali, baru-baru ini The Internasional Obesity Taskforce mengumumkan bahwa pada tahun 2015 diseluruh dunia akan terdapat 2,3 miliar orang dewasa memiliki kelebihan bobot badan atau obesitas.
    Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan data primer melalui pengisian kuisioner dan penelitian ini quota sampling yaitu sampel secara quota dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel secara quantum atau jatah sebanyak 41 sampel.
    Dari hasil penelitian ditemukan gambaran pengetahuan remaja tentang obesitas di SMP   tahun 2011, mayoritas responden berpengetahuan cukup sebanyak 20 responden (48,8%) dan minoritas responden berpengetahuan kurang 2 responden (4,9%). Mayoritas responden berumur 14-15 tahun sebanyak 12 responden (57,1%) berpengetahuan cukup, dan minoritas berumur 12-13 tahun sebanyak 1 responden (100%) berpengetahuan kurang, mayoritas responden berjenis kelamin perempuan dengan baik 13 responden (72,2%) dan minoritas berjenis kelamin laki-laki berpengetahuan kurang 2 responden (100%), mayoritas responden dari sumber informasi secara tidak langsung 16 responden (76,1%) berpengetahuan cukup, minoritas dari sumber informasi secara tidak langsung 2 responden (100%)
    Diharapkan kepada pihak sekolah agar menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan tenaga kesehatan agar informasi tentang obesitas dapat disampaikan dengan baik kepada remaja khususnya para siswa-siswi.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Obesitas merupakan suatu keadaan fisiologis akibat dari penimbunan lemak secara berlebihan didalam tubuh. Saat ini gizi lebih atau obesitas merupakan epidemic di Negara Maju seperti Inggris, Brazil, Singapura dan dengan cepat berkembang di Negara berkembang,terutama populasi kepulauan pasifik dan Negara Asia tertentu. Prevalensi obesitas meningkat secara signifikan dan dianggap oleh banyak orang sebagai masalah kesehatan masyarakat yang utama.
(Lucy A.Bilaver,2009)
        Obesitas (kegemukan) di defenisikan sebagai suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih sehingga berat badan jauh diatas batas normalnya. (Damayanti,Ayu.2008)
        Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi,sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibanding pria.Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% para pria.Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas.
Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas.
(id.Wikipedia.org/wiki/obesitas)
Obesitas atau kelebihan berat badan adalah hal yang menakutkan bagi setiap orang tanpa terkecuali, baru-baru ini The Internasional obesity Taskforce mengumumkan bahwa pada tahun 2015 diseluruh dunia akan terdapat 2,3 miliar orang dewasa memiliki kelebihan bobot badan atau obesitas. Angka atau persentase besar yang menjadi pemikiran besar masyarakat dunia, dari 2,3 miliar angka yang disebutkan terdapat 700 juta orang teridap obesitas, khususnya Asia Tenggara pada tahun 2006, angka obesitas dibawah usia 18 tahun tercatat 19,9%, dan diperkirakan pada tahun 2011 akan mencapai 28,2%.
(HTTP///blongspot.Soft stop Junkfood 1.com)
Obesitas atau kegemukan sering diartikan dengan badan atau tubuh yang  cenderung gemuk dan memiliki  berat badan yang berlebihan. Kelebihan berat badan yang mungkin anda alami disebabkan oleh banyaknya unsur lemak yang berada dalam tubuh atau badan anda. (Wahid,Abdul.2009)
WHO mengatakan bahwa obesitas telah menjadi masalah dunia.Dari data yang dikumpulkan seluruh dunia, mengalami peningkatan overweight dan obesitas pada 10-15 tahun terakhir, saat ini diperkirakan sebanyak lebih dari 100 juta penduduk dunia menderita obesitas.Angka ini akan semakin meningkat dengan cepat.jika keadaan ini terus berlanjut maka pada tahun 2230 diperkirakan 100% penduduk dunia akan menjadi obes
Panama dan Kuwait tercatat sebagai dua negara dengan prevalensi obesitas tertinggi dunia,yakni sekitar 37%.Seteleh itu Peru 32% dan Amerika Serikat 31%.Di Brazil, kasus obesitas pada anak remaja sebesar 239% disusul oleh Spanyol, dengan prevalensi 27% berdasarkan laporan Tim obesitas Intrnasional.
(www.balipost.Co.id/bali post cetak/2002.com)
Di Indonesia,hasil yang didapat teryata prevalensi kegemukan pada anak usia sekolah SMP tertinggi ada diJakarta (25%), Semarang (24%),  (17,75%), Denpasar (11,7%), Surabaya (11,4%),Padang (7,1%), Manado (5,3%), Yogyakarta (4%),Solo (2,1%).Rata-rata prevalensi kegemukan di 10 kota besar tersebut mencapai 12,2% (2,1-25%). Peningkatan obesitas ini antara lain disebabkan oleh perbaikan daya beli masyarakat, terutama golongan menengah dan atas,yang tidak di imbangi peningkatan kesadaran untuk berperilaku hidup sehat.
(Pesta Gagasan.Blongspot.Com)
Obesitas (kegemukan) merupakan salah satu masalah yang ditakuti remaja, khususnya remaja putri. Mereka merasa kehilangan kepercayaan diri ketika memiliki bentuk tubuh yang tidak proporsional seperti memiliki banyak lipatan perut, pinggang, maupun lengan. (Ani-Dzakiyah.Blogspot.Com/2010/01/)
Obesitas atau kegemukan pada remaja tidak dapat dipandang sebelah mata.Obesitas pada remaja sering menimbulkan resiko kesehatan lainnya yang lebih serius. (Medicastore.Com/med.Remaja obesitas)
Berdasarkan hasil dari uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai”Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Obesitas di SMP   Tahun 2011”.

1.2.  Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, adapun perumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Obesitas di SMP   Tahun 2011.   

1.3.  Tujuan Penelitian
1.3.1    Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Obesitas di SMP    Tahun 2011.
1.3.2    Tujuan Khusus
1.    Untuk Mengetahui distribusi Pengetahuan Remaja Tentang Obesitas di SMP   berdasarkan umur.
2.    Untuk mengetahui distribusi Pengetahuan Remaja Tentang Obesitas di SMP   berdasarkan jenis kelamin.
3.    Untuk Mengetahui distribusi  Pengetahuan Remaja Tentang Obesitas di SMP   berdasarkan sumber informasi.

1.4.  Manfaat Penelitian
  Diharap hasil penelitian ini memberikan manfaat pada :
1.    Bagi pihak SMP  
   Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau informasi tentang Obesitas bagi para pendidik pengajar di SMP  .
2.      Bagi Responden
     Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan atau informasi bagi  remaja  tentang Obesitas khususnya siswa-siswi SMP 
3.      Bagi Institusi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan dan referensi diperpustakaan  Akademi Kebidanan  kabupaten Deli Serdang.
4.      Bagi Peneliti
  Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan dan pengalaman yang berharga bagi peneliti terutama pengetahuan Remaja Tentang Obesitas.



Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan dan Kedokteran No.19

untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI
lihat artikel selengkapnya - Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Obesitas Di SMP
iklan2

iklan0
Gambaran Pengetahuan PUS Tentang Manfaat Pemeriksaan PAP Smear di Desa

iklan1
ABSTRAK
Pap Smear adalah upaya pengambilan cairan vagina untuk melihat kelainan sel sekitar leher rahim. Angka kematian akibat kanker serviks dapat diturunkan dengan program skrining Pap Smear dimana angka kematian akibat kanker serviks menurun hingga 70-80%. Masih tingginya angka penderita kanker leher rahim di Indonesia disebabkan ketidaktahuan fungsi dan manfaat pemeriksaan tersebut, hanya 5% wanita yang mau melakukan pemeriksaan Pap Smear dari wanita yang seharusnya wajib memeriksakan diri. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif  bertujuan untuk mengetahui ” Gambaran Pengetahuan pasangan usia subur Tentang Manfaat Pemeriksaan Pap Smear Yang Dilakukan di Dusun VII Desa Sei Rotan Kec.  Kab.  Tahun 2011”. Jumlah populasi 241 orang dengan sampel 71 orang yang diambil secara random sampling. Data yang digunakan adalah data primer, dari hasil penelitian didapat bahwa responden mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 38 responden(53,5%), berdasarkan umur mayoritas responden berpengetahuan cukup dengan umur 40 – 45 tahun sebanyak 10 responden (14,1%), berdasarkan pendidikan mayoritas responden berpengetahuan cukup dengan tingkat pendidikan tingkat rendah sebanyak 20 responden (28,2%) berdasarkan pekerjaan mayoritas responden berpengetahuan cukup dengan bekerja sebagai IRT sebanyak 30 responden (42,3%), berdasarkan penghasilan mayoritas responden berpengetahuan cukup dengan penghasilan antara 630.000 – 1300.000 sebanyak 27 responden (38%), dan berdasarkan sumber informasi mayoritas responden berpengetahuan cukup dengan sumber informasi secara tidak langsung sebanyak 20 responden (31%). . Diharapkan kepaga petugas kesehatan untuk senantiasa memberikan penyuluhan / konseling tentang manfaat pemeriksaan Pap Smear, serta kepada ibu-ibu pasangan usia subur untuk lebih memperdulikan status kesehatannya, bersedia untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear agar kematian akibat kanker serviks menurun.
Kata  Kunci        : Pengetahuan PUS Tentang Manfaat Pemeriksaan Pap Smear
Daftar Pustaka : 17 Referensi Buku (2005 – 2009)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
    Kanker serviks merupakan jenis kanker terbanyak kedua pada wanita  dan menjadi penyebab lebih dari 250.000 kematian. Pada tahun 2005 kurang lebih 80% kematian tersebut terjadi di Negara berkembang. Tanpa penatalaksanaan yang adekuat diperkirakan kematian akibat kanker serviks akan meningkat 25% dalam 10 tahun mendatang.(Rasjidi,2009).
    Menurut data dari WHO, setiap tahun diseluruh dunia sebanyak 400 ribu perempuan didiagnosa menderita kanker serviks, 240 ribu diantaranya meninggal duia dengan prealensi 80% terjadi dinegara berkembang termasuk Indonesia.
(Aisyiyah,2008)
    Lebih dari 95% kasus kanker serviks desebabkan virus yang dikenal sebagai human Papillomavirus (HPV). HPV adalah sejenis virus yang menyerang manusia. Terdapat lebih dari 100 tipe HPV dimana sebagian besar tidak berbahaya, tidak menimbulkan gejala yang terlihat dan akan hilang dengan sendirinya
(Globocan,2007)
    Kebanyakan pasien yang berobat berusia 40 – 50 tahun. Namun adapula penderita kanker serviks yang usianya 20 – 30 tahun, pasien tersebut sudah didiagnosa menderita kanker serviks karena dia menikah diusia dini yaitu pada usia 14 tahun. Pada usia dii kondisi serviks masih belum mature (matang). Tingginya tingkat angka penderita kanker serviks disebabkan masih sedikitnya wanita yang mau menjalankan pemeriksaan Pap Smear karena disebabkan ketidak tahuan fungsi dan manfaat pemeriksaan tersebut, hanya 5% wanita yang mau melakukan pemeriksaan Pap Smear dari wanita yang seharusnya wajib memeriksakan diri. (Purbadi,2005)
    Dibeberapa negara maju, skrining kanker leher rahin dengan tes Pap Smear secara luas terbukti mampu menurunkan angka kejadian kanker leher rahim sehingga 90% dan menurunkan angka kematian hingga 70-80%. Keberhasilan ini diraih berkatkemampuan pemeriksaan skrining Pap Smear yang mengenali adaya lesi prakanker pada leher rahim.(Suryahusadha,2007)
    Pap Smear dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker serviks secara akurat dan dengan biaya yang tidak terlalu mahal akibatnya angka kematian perempuan akibat kanker serviks pun akan bisa menurun sampai lebih dari 50%.
(Cahyandariwr,2008)
    Masih tingginya angka penderita kanker leher rahim di indonesia disebabkan oleh rendahnya kesadaran wanita untuk memeriksakan kesehatan dirinya, masih banyak yang malu dan enggan untuk melakukan tes Pap Smear dengan mengajukan alasan-alasan berikut yaitu takut menerima hasil test, malu memeriksakan diri karena dokter yang memeriksa kebanyakan adalah dokter pria dan faktor ekonomi.(Setiati,2009)   
    Berdasarkan hasil survei awareness yang dilakukan terhadap 138.843 perempuan di berbagai wilayah indonesia yaitu Jabotabek, jawabarat, jawa tengah, jawa timur.sumut,yogyakarta. Mengungkapkan bahwa sebanyak 93,92% responden telah mengetahui penyakit kanker serviks. Namun pemahaman mengenai kanker serviks ternyata tidak mendorong para perempuan melakukan salah satu pencegahan dengan cara screening/deteksi dini karena dari total responden tersebut hanya 7,78% yang sudah melakukan Pap Smear secara reguler (Awareness,2009).
    Dari survei awal peneliti dilakukan di Dusun VII Desa Sei Rotan jumlah pasangan usia subur  247 orang, yang melakukan Pap Smear sebanyak 6 orang, sedangkan yang tidak melakukan Pap Smear 241 orang.
Berdasarkan pernyataan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran pengetahuan pasangan usia subur tentang manfaat pemeriksaan Pap Smear di Dusun VII Desa Sei Rotan kecamatan  kabupaten  tahun 2011”.

1.2. Perumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang diatas maka  penulis merumuskan bahwa” Bagaimana Gambaran Pengetahuan pasangan usia subur Tentang Manfaat Pemeriksaan Pap Smear di Dusun VII Desa Sei Rotan Kecamatan Perut Sei Tuan Kabupaten  Tahun 2011.

1.3. Tujuan Penelitian
    1.3.1.Tujuan Umum
        Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan pasangan usia subur Tentang Manfaat Pemeriksaan Pap Smear di Dusun VII Desa Sei Rotan, Kecamatan  Kab.  Tahun 2011.
    1.3.2. Tujuan Khusus
        1.    Untuk mengetahui distribusi pengetahuan pasangan usia subur tentang manfaat pemeriksaan Pap Smear berdasarkan umur.
        2.     Untuk mengetahui distribusi pengetahuan pasangan usia subur tentang manfaat pemeriksaan Pap Smear berdasarkan pendidikan
        3.     Untuk mengetahui distribusi pengetahuan pasangan usia subur tentang manfaat pemeriksaan Pap Smear berdasarkan Pekerjaan
        4.    Untuk mengetahui distribusi pengetahuan pasangan usia subur tentang manfaat pemeriksaan Pap Smear berdasarkan Penghasilan
        5.    Untuk mengetahui distribusi pengetahuan pasangan usia subur tentang manfaat pemeriksaan Pap Smear berdasarkan Sumber Informasi.

1.4. Manfaat Penelitian

    1.4.1.    Bagi Akademi kebidanan 
            sebagai informasi atau bahan mahasiswa diperpustakaan.
    1.4.2    Bagi pasangan usia subur di Dusun VII Desa Sei Rotan Kec,
            Sebagai informasi untuk menambah pengetahuan tentang manfaat pemeriksaan Pap Smear
    1.4.3.   Bagi peneliti
            sebagai aplikasi ilmu yang telah penulis dapat selama pembelajaran di Akademi kebidanan .
1.4.4.    Bagi peneliti selanjutnya
             sebagai informasi atau bahan untuk melakukan penelitian.



Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan dan Kedokteran No.18

untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI
lihat artikel selengkapnya - Gambaran Pengetahuan PUS Tentang Manfaat Pemeriksaan PAP Smear di Desa
iklan2

iklan0
Gambaran Pengetahuan Perokok Aktif Tentang Penyakit Kanker Paru

iklan1
ABSTRAK
Resiko kanker paru meningkat pada mereka yang berkaitan erat dengan rokok. enta perokok aktif maupun perokok pasif. Sekitar 80% insiden kanker paru terkait dengan persoalan merokok. Banyak orang tidak tahu bahwa efek negative rokok tidak hanya dari nikotin. Mulai dari asap bisa membuat iritasi paru sampai 45 bahan yang bersifat karsinogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan perokok aktif tentang penyakit kanker paru yang dilaksanakan di Dusun III Desa  Kecamatan  Kabupaten  Tahun 2011 penelitian ini dimulai pada tanggal 19 – 20 Mei 2011. dimana yang menjadi populasi yang dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang berjenis kelamin laki – laki yang berusia 26 – 60 Tahun yang bertempat tinggal di Dusun III Desa  yang berjumlah 300 orang dan peneliti mengambil sebanyak 30 responden untuk dijadikan sampel. Data yang terkumpul merupakan data primer yang didapat dengan cara membagikan kuesioner kepada seluruh responden yang terdiri atas 20 pertanyaan. Adapun hasil dari penelitian ini adalah didapati mayoritas responden merokok sebanyak 9 orang dengan usia 31 – 36 tahun, dan minoritas berumur > 61 tahun yaitu sebanyak 1 orang. Merokok merupakan suatu kebiasaan yang harus dirobah agar terhindar dari penyakit karena didalam rokok mengandung racun yang berbahaya bagi tubuh manusia.
Kata kunci    : Gambaran pengetahuan + perokok terhadap kanker paru
BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Resiko kanker paru meningkat pada mereka yang berkaitan erat dengan rokok. Entah perokok aktif maupun pasif. Sekitar 80 % insiden kanker paru terkait dengan persoalan merokok. Banyak orang yang tidak tahu bahwa efek negatif rokok tidak hanya dari nikotin, mulai dari asap bisa membuat iritasi paru sampai 45 bahan yang bersifat karsinogen. Asap rokok tidak hanya membahayakan perokok saja namun juga orang disekitarnya yang terpapar asap rokok. Asap yang dihisap perokok besarnya hanya 4 % sedangkan asap rokok yang dipapar rokok terbakar saat tidak dihisap besarnya 96 % dari total masa pembakaran rokok. Jadi masyarakat  yang tidak merokok juga beresiko menderita penyakit dari paparan rokok pada asap rokok terdapat 30 jenis poluton.
Poluton tersebut antara lain nikotin, tar, karbon monoksida, dan dapat mengganggu sel – sel normal menjadi sel kanker terutama kanker paru.
MUI mengatakan bahwa rokok itu haram karena di dalam rokok ada racun. Sedangkan NU mengatakan bahwa rokok masih makruh karena berdasarkan tingkat bahayanya yang relatif. Pemerintah pun sudah melarang agar tidak merokok di tempat – tempat umum seperti kantor, bus, bahkan sudah ada juga hari tembakau sedunia. Telah banyak riset membuktikan bahwa rokok dapat menyebabkan kecanduan. Di samping itu, rokok juga dapat menyebabkan kanker.
( Muhammad Jaya : 2009 )
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti gambaran pengetahuan perokok aktif  tentang  penyakit kanker paru di Dusun III  tahun 2011.

1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah yaitu bagaimana gambaran pengetahuan perokok aktif tentang penyakit kanker paru di Dusun III .

1.3    Tujuan Penelitian
1.3.1    Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan perokok aktif tentang penyakit kanker paru
1.3.2    Tujuan Khusus
-    Untuk mengetahui pengetahuan perokok aktif tentang penyakit kanker paru berdasarkan umur
-    Untuk mengetahui pengetahuan perokok aktif tentang penyakit kanker paru berdasarkan jenis rokok
-    Untuk mengetahui pengetahuan perokok aktif tentang penyakit kanker paru berdasarkan lamanya merokok.

1.4    Manfaat Penelitian
-    Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti tentang bagaimana gambaran pengetahuan perokok aktif tentang penyakit kanker paru
-    Sebagai bahan masukan/informasi bagi peneliti selanjutnya agar hasilnya dapat lebih baik dari yang ada sekarang dan sebagai referensi buku di perpustakaan
-    Sebagai bahan informasi bagi masyarakat tentang bahaya yang dapat ditimbulkan dari merokok





Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan dan Kedokteran No.17

untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI
lihat artikel selengkapnya - Gambaran Pengetahuan Perokok Aktif Tentang Penyakit Kanker Paru
iklan2

Senin, 26 September 2011

iklan0
Gambaran Pengetahuan Pasca Natal Tentang Menyusui Yang Benar di Desa

iklan1
ABSTRAK
Program peningkatan penggunaan Air Susu Ibu (ASI), khususnya ASI Eksklusif merupakan program perioritas dan telah disepakati pula bahwa pencapaian pemberian ASI Eksklusif sebesar 80% pada tahun 2000. Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003, didapati data jumlah pemberian ASI Eksklusif pada bayi dibawah usia dua bulan hanya mencakup 64% dari total bayi yang ada. Persentase tersebut menurun seiring dengan bertambahnya usia bayi. Beberapa faktor penyebab penurunan ini adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang keunggulan ASI, cara menjaga agar ASI yang dihasilkan tetap banyak, dan salah satu faktor penting penyebab penurunan ini adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang cara menyusui yang mengakibatkan timbulnya berbagai masalah ketidaknyamanan ibu dalam menyusui bayinya.
Disini penulis melakukan penelitian untuk mengetahui gambaran pengetahuan pasca natal tentang menyusui yang benar di Desa  Kecamatan  Kabupaten  Tahun 2011. Penelitian ini bersifat Deskriptif dengan jumlah populasi 25 orang dan menggunakan total sampling. Penelitian ini menggunakan data primer yang dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada responden.
Hasil penelitian diperoleh tingkat pengetahuan ibu tentang cara menyusui mayoritas adalah berpengetahuan cukup sebanyak 18 orang (72%), berdasarkan umur mayoritas 20 – 30 tahun sebanyak 13 orang (52%), berdasarkan pendidikan mayoritas SMA sebanyak 18 orang (72%), berdasarkan pekerjaan mayoritas adalah Ibu Rumah Tangga sebanyak 16 orang (64%) dan berdasarkan sumber informasi mayoritas adalah dari tenaga kesehatan sebanyak 18 orang (72%).  
Diharapkan kepada ibu untuk selalu meningkatkan pengetahuannya tentang cara menyusui yang benar agar tidak terjadi masalah dalam menyusui, sehingga dapat memberikan ASI sepenuhnya kepada bayi tanpa mengalami suatu masalah.
Kata Kunci        :  Pengetahuan Ibu Menyusui - Cara Menyusui
Daftar Pustaka        :  16 (1997 – 2010)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

 Menyusui adalah suatu proses yang alamiah namun tetap harus dipelajari bagaimana cara menyusui yang baik dan benar, karena menyusui sebenarnya tidak saja memberikan kesempatan kepada bayi untuk tumbuh menjadi manusia yang sehat secara fisik saja tetapi juga lebih cerdas, mempunyai emosional yang stabil, perkembangan spiritual yang baik serta perkembangan sosial yang lebih baik.
 ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi, karena ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna baik secara kualitas maupun kuantitas. ASI sebagai makanan tunggal akan mencukupi kebutuhan tumbuh kembang bayi normal sampai usia 4 – 6 bulan (Khairuniah , 2004)
Hambatan dalam praktek menyusui adalah kurangnya pengetahuan dan pemahaman dalam cara menyusui dan pentingnya ASI bagi bayi, kurangnya pengetahuan dan pemahaman ini mempengaruhi kesadaran ibu untuk menyusui bayi. Selain itu adanya alasan ibu tidak menyusui bayinya karena merasa ASI-nya tidak cukup, encer, atau tidak keluar sama sekali. Padahal menurut penelitian WHO hanya ada satu dari seribu orang yang tidak bisa menyusui. (Widjaja, 2004)
Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003, didapati data jumlah pemberian ASI eksklusif pada bayi di bawah usia dua bulan hanya mencakup 64% dari total bayi yang ada. Persentase tersebut menurun seiring dengan bertambahnya usia bayi. Yakni, 46% pada bayi usia 2-3 bulan dan 14% pada bayi usia 4-5. Jadi hanya 14% ibu di Tanah Air yang memberikan air susu ibu (ASI) ekslusif kepada bayinya sampai 4 - 5 bulan, dan rata-rata bayi di Indonesia hanya menerima ASI ekslusif kurang dari 2 bulan sebanyak 64%. (SDKI tahun 2002-2003).
Untuk daerah Sumatera Utara tahun 2005, angka menyusui ASI eksklusif terhadap bayi di Sumut mencapai 32 persen dan untuk tahun 2011, persentase  ini naik hingga mencapai 34 persen (Kepala Sub Dinas Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, dr Kustina).
Di Kabupaten  jumlah pada tahun 2006 ada 35.131 bayi, yang di beri ASI Ekslusif 6.432 atau 18,31% . Di Kecamatan  terdapat 6.975 bayi dengan ASI Ekslusif 987 (14,15%) dan di Desa  dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) 5.275 dan jumlah bayi sebanyak 612 bayi dengan ASI Ekslusif  73 bayi atau 11,92%. (Dinkes Kab. , 2006)
Berjuta-juta ibu di seluruh dunia berhasil menyusui bayinya secara alamiah tanpa pernah membaca buku tentang ASI bahkan ibu yang buta huruf pun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun demikian dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah (Utami Roesli, 2000). Untuk itu dalam karya tulis ilmiah ini akan mengangkat topik mengenai Gambaran Pengetahuan Pasca Natal Tentang Menyusui yang Benar di Desa  Kecamatan  Kabupaten  Tahun 2011.
Pemberian ASI yang baik adalah sesuai kebutuhan bayi istilahnya on demand, kalau ASI diberikan pada saat anak sudah menangis sebenarnya itu sudah terlambat karena membuat bayi tidak nyaman. Keberhasilan menyusui harus diawali dengan kepekaan terhadap waktu yang tepat saat pemberian ASI. Kalau diperhatikan sebelum sampai menangis bayi sudah bisa memberikan tanda-tanda kebutuhan akan ASI berupa gerakan-gerakan memainkan mulut dan lidah atau tangan di mulut. Ketepatan waktu saja tidak cukup, tak jarang kegagalan dalam menyusui terjadi. Kegagalan biasanya disebabkan karena tehnik dan posisi yang kurang tepat bukan karena produksi ASI-nya yang sedikit.
Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai masalah, hanya karena tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnya sangat sederhana, seperti cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan yang mengakibatkan puting terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah lain. Untuk itu seorang ibu butuh seseorang yang dapat membimbingnya dalam merawat bayi termasuk dalam menyusui. Orang yang dapat membantunya terutama adalah orang yang berpengaruh besar dalam hidupnya atau disegani seperti suami, keluarga atau kerabat atau kelompok ibu-ibu pendukung ASI dan dokter atau tenaga kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai tehnik-tehnik menyusui yang benar (Soetjingsih, 1997).

1.2    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah “Gambaran Pengetahuan Pasca Natal Tentang Menyusui Yang Benar di Desa  Kecamatan  Kabupaten  Tahun 2011”.

1.3    Ruang Lingkup Penelitian
1.    Sifat Penelitian    :    Deskriptif
2.    Subyek Penelitian    :    Ibu Menyusui
3.    Obyek Penelitian    :    Pengetahuan ibu tentang cara menyusui yang benar.
4.    Lokasi Penelitian    :    Desa  Kecamatan  Kabupaten 
5.    Waktu Penelitian    :    Januari – Juli 2011
           
1.4    Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang cara menyusui yang benar di Desa  Kecamatan  Kabupaten .

1.5    Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
1.5.1    Bagi Ibu Menyusui
Penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan ibu tentang cara menyusui.
1.5.2    Bagi Tempat Peneliti
Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran untuk lebih meningkatkan cara menyusui di Desa Kecamatan  Kabupaten .
1.5.3    Bagi Peneliti
Penelitian ini di harapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam penulisan karya tulis ilmiah sebagai penerapan ilmu yang didapat dengan proses pembelajaran secara nyata dalam membuat karya tulis ilmiah.
1.5.4    Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat melengkapi bacaan di perpustakaan sebagai acuan untuk penelitian sejenis dengan variabel penelitian yang lebih komplek.


Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan dan Kedokteran No.16

untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI
lihat artikel selengkapnya - Gambaran Pengetahuan Pasca Natal Tentang Menyusui Yang Benar di Desa
iklan2

Minggu, 25 September 2011

iklan0
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Pada Masa Menopause di Desa

iklan1
ABSTRAK
    Dalam keadaan yang cukup bervariasi dan individual bagi seorang wanita, folekul telur yang tersisa dalam indung telur (sekitar 8000) mulai lenyap. Peristiwa aneh dan tidak jelas ini terjadi antara 45 – 55 tahun. Dan ada peralihan perlahan-lahan dari aktivitas indung telur yang normal pada tahun-tahun reproduksi ke indung telur yang relatif tidak aktif pada tahun-tahun menopause. Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi pada masa menopause berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan sumber informasi. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui kuisioner, dengan sampel ibu usia 40 – 54 tahun di Dusun IX Desa  sebanyak 42 responden. Dari hasil peneliti terhadap 42 responden, mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 22 responden( 52,38%), berdasarkan umur mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 14 responden (33,33%), berdasarkan pendidikan mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 15 responden (37,72%), berdasarkan sumber informasi mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 13 responden (30,95%). Dari hasil peneliti diharapkan agar ibu menopause lebih mengembangkan pengetahuannya tentang kebutuhan gizi pada masa menopause dengan memperbanyak sumber informasi seputar kesehatan dan tetap menerapkan pola hidup sehat dengan pemenuhan gizi yang tepat untuk menghindari gangguan-gangguan yang muncul pada masa menopause demi meningkatkan tarif kesehatan ibu.
Kata Kunci            : Kebutuhan Gizi pada Masa Menopause
Referensi                  : 11 Referensi (2005 – 2009)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Dalam keadaan yang cukup bervariasi dan individual bagi seorang wanita. Folikel telur yang tersisa dalam indung telur (sekitar 8000) mulai lenyap. Peristiwa aneh dan tidak jelas ini terjadi antara 45 – 55 tahun. Perempuan itu tiba-tiba, dan ada peralihan perlahan-lahan dari aktivitas indung telur yang normal pada tahun-tahun reproduksi, ke indung telur yang relatif tidak aktif pada tahun-tahun menopause.
(Jones. 2005)
Setiap tahunnya diperkirakan 25 tahun perempuan diseluruh dunia akan memasuki masa menopause. Perempuan yang berusia 50 tahun keatas diperkirakan akan meninggkat jumlahnya. Dari saat ini berjumlah 500 juta diseluruh dunia akan menjadi lebih dari satu miliar pada 2030.
(Ali,2010)
Sindroma menopause dialami oleh banyak wanita hampir seluruh dunia sekitar 70 – 80% wanita Eropa, 60% di Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina dan 10% di Jepang dan di Indonesia dari beberapa data tampak bahwa salah satu faktor dari perbedaan jumlah tersebut adalah karena pola makannya. Pola makan wanita Eropa dan Amerika dapat lebih meningkat kadar Estrogen di dalam tubuh di bandingkan dengan wanita Asia, sehingga ketika masa Menopause tiba jumlah estrogen drastis menurun menyebabkan tingginya sindroma menopause. (Kumala Ningsi, 2008)
Saat ini, UHH wanita Indonesia adalah 67 tahun. Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan UHH orang Indonesia adalah 75 tahun pada tahun 2025. hal ini berarti wanita memiliki kesempatan untuk hidup rata- rata 25 tahun lagi sejak awal menopause. Berbagai upaya perlu dilakukan agar waktu yang cukup lama dijalani dengan semenyenangkan mungkin. (Albiner,2008)
Kesiapan menghadapi menopause menurut dini (2002) mengonsumsi makanan bergizi yaitu mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Pemenuhan gizi yang memadai akan sangat membantu dalam menghambat berbagai dampak negatif menopause terhadap kinerja otak, mencegah kulit kering serta berbagai penyakit lainnya. (Francin,dkk,2005)
Bertambahnya usia menyebabkan beberapa organ tidak melakukan proses perbaikan (remodelling) diri lagi. Misalnya masa tulang tidak melakukan pembentukan kembali. Meski demikian, setiap orang tetap membutuhkan makanan bergizi, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. (Francin, dkk, 2005)
Makan-makanan yang sehat dan sesuai kebutuhan merupakan kebutuhan penduduk untuk hidup lebih berkualitas pada wanita menopause. Kebutuhan kalori dan zat gizi pada wanita menopause yang dianjurkan adalah sesuai kebutuhan yang memperhatikan faktor-faktor seperti berat badan, tinggi badan usia dan aktivitas.
(Sofianty,2010)
Kelebihan berat badan, kekurangan kalsium, anemia dan kekurangan zat gizi yang lain lebih umum terjadi pada perempuan selama menopause.
(Suryoprajoyo, 2009)
Dengan persiapan diri yang prima akan menopause (dengan mengonsumsi suplemen yang kaya akan fitoestrogen, olah raga secara teratur diet seimbang dengan gizi cukup serta menjaga pikiran tetap positif) maka anda dapat melewati masa menopause tanpa rasa takut dan tetap tampil cantik dan sehat.
(Sofianty, 2010).
    Dan setelah dilakukan survey pendahuluan pada tanggal 8 Mei 2011 di Dusun IX Desa  Kecamatan  Kabupaten  terdapat 42 orang ibu yang berusia 40 – 54 tahun.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi pada masa menopause”.
1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan “Bagaimana Pengetahuan Ibu Tentang  Kebutuhan Gizi Pada Masa Menopause di Dusun IX Desa  Kecamatan  Kabupaten  Tahun 2011”.

1.3     Tujuan Penelitian
1.3.1.   Tujuan Umum
Mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Pada Masa Menopause di Dusun IX Desa  Kecamatan  Kabupaten  Tahun 2011


1.3.2. Tujuan Khusus
1.    Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi pada masa menopause di Dusun IX Desa  Kecamatan  Kabupaten  Tahun 2011 berdasarkan umur
2.    Untuk mengetahui distrubusi pengetahuan ibu tentang  kebutuhan gizi pada masa menopause di Dusun IX Desa  Kecamatan  Kabupaten  Tahun 2011 berdasarkan pendidikan
3.    Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu tentang  kebutuhan gizi pada masa menopause yang didapatkan di Dusun IX Desa  Kecamatan  Kabupaten  Tahun 2011 berdasarkan sumber informasi

1.4    Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
a.    Bagi Dusun IX Desa
Sebagai bahan masukan dan sumber informasi bagi kepala Dusun IX Desa  Kecamatan  Kabupaten  Tahun 2011
b.    Bagi Responden
Sebagai sumber masukan dalam meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya kebutuhan pada masa menopaus.
c.    Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis khusunya tentang kebutuhan gizi pada masa menopause, serta penulis dapat mengaplikasikannya dalam ruang lingkup kerja di masyarakat.
d.    Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan diperpustakaan Akademi Kebidanan XXXX Kabupaten .


Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan dan Kedokteran No.15

untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI
lihat artikel selengkapnya - Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Pada Masa Menopause di Desa
iklan2

iklan0
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Gejala-Gejala Fisik Pada Masa Menopause Di Desa

iklan1
ABSTRAK
Menurut kesehatan dunia (WHO) setiap tahunnya diperkirakan 25 juta perempuan akan memasuki masa menopause. Menopause adalah suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang biasanya terjadi diatas usia 40 tahun, dan merupakan suatu akhir proses biologis dari siklus menstruasi  yang terjadi karena penurunan produksi hormon estrogen yang dihasilkan ovarium (indung telur). Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan data primer yang bisa diperoleh langsung dari responden dengan menyebarkan kuesioner yang diberikan langsung kepada responden dengan jumlah sampel 30 responden. Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas responden berpengetahuan kurang sebanyak 14 responden ( 46,7% ) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 7 responden ( 23,3 % ), berdasarkan kelompok umur ditemukan mayoritas berpengetahuan kurang pada umur 50-55 tahun sebanyak 7 responden ( 23,3% ) dan minoritas berpengetahuan baik pada umur 40-45 tahun sebanyak 2 responden ( 6,7% ), berdasarkan pendidikan ditemukan responden berpengetahuan kurang pada pendidikan SD sebanyak 6 responden ( 20% ) dan berpengetahuan baik pada pendidikan SLTA sebanyak 2 responden ( 6,7% ), berdasarkan pekerjaan mayoritas responden berpengetahuan kurang pada pekerjaan IRT 10 responden ( 33,3% ) dan minoritas responden berpengetahuan baik pada pekerjaan wiraswasta 4 responden ( 13,3% ), dan berdasarkan sumber informasi secara langsung sebanyak 7 responden ( 23,3% ), dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 2 responden ( 6,7% ). Untuk itu diharapkan kepada petugas kesehatan agar lebih aktif memberikan penyuluhan kesehatan khususnya pada wanita menopause, agar ibu menopause dapat lebih mengenali dan mengetahui cara mengatasinya sehingga tidak menimbulkan masalah dalam kehidupan dan aktifitas sehari-hari.
Kata Kunci        : Pengetahuan, Gejala-gejala fisik pada masa menopause
Refesrensi             : 12 ( 2001-2011 )

BAB  I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Pada wanita yang mengalami periode menopause munculnya simtom-simtom psikologi sangat dipengaruhi oleh adanya perubahan pada aspek fisik – fisiologi sebagai akibat dari berkurangnya dan berhentinya produksi hormon estrogen. Pada perempuan yang mengalami menopause keluhan yang sering dirasakan antara lain, merasa cemas, takut, cepat marah, mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi, gugup, merasa tidak berguna, tidak berharga, stress dan bahkan ada yang mengalami depresi. (Dewi Lestari, 2010).
Sejak usia 45-55 tahun, jam biologis wanita akan berhenti berdetik, menandakan berakhirnya masa subur dan berkurangnya kadar hormon estrogen serta progesterone. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan beberapa perubahan pada tubuh wanita yaitu, wajah merah, keringat pada malam hari, rasa sakit dan nyeri, kekeringan pada vagina, masalah kandungan kemih, hubungan seksual yang menimbulkan rasa nyeri, kulit kering, gangguan tidur, emosi yang berubah-ubah, perdarahan menstrual yang tidak teratur. (Boy Kesuma, 2009).
Menurut kesehatan dunia (WHO) setiap tahunnya di perkirakan 25 juta perempuan akan memasuki masa menopause, perempuan yang berusia 50 tahun ke atas di perkirakan akan meningkat jumlahnya dari 107 juta menjadi 373 juta dan pada usia pertengahan banyaknya perempuam yang mengkhawatirkan terjadinya menopause karena mereka tahu setiap kaum hawa akan melewati masa-masa menopause akan tetapi banyak perubahan yang terjadi, baik perubahan fisik maupun perubahan mental yang kemudian akan menuntut banyak penyesuaian. (Hardians, 2008).
Di Negara berkembang seperti Amerika Serikat saat ini angka rata-rata harapan hidup bagi wania adalah 82 tahun, meskipun harapan hidup bagi wanita terus meningkat, angka rata-rata menopause setelah perubahan yang monumental saat ini kurang lebih 50 juta wanita. (Marilatif M.D. IAC).
Menurut Dr. Robert Hutabarat, SP.OG dari Rumah Sakit Sumber Waras dalam sebuah seminar tentang menopause, pembagian kelompok berdasarkan dua sikap di atas cukup menentukan kesehatan wanita tersebut untuk masa selanjutnya, menopause yang dialami pada usia 50 an memang hal alami yang akan dilalui setiap wanita yang berhasil mencapai usia tersebut. (Hardians, 2008).
Berdasarkan survey yang dilakukan di Desa Dusun IX Kec. Tuan Kab. Pada tahun 2011 tercatat 30 orang wanita yang menopause, maka dengan alas an di atas peneliti ingin meneliti pengetahuan ibu tentang gejala-gejala fisik pada masa menopause di Dusun iX Desa Kecamatan Tuan Kabupaten

1.2    Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi permasalahan adalah Bagaimana Pengetahuan Ibu Tentang Gejala-Gejala Fisik Pada Masa Menopause di Dusun IX Desa Kecamatan Tuan Kabupaten

1.3    Tujuan Peneliaian
1.3.1    Tujuan Umum
Untuk mengetahuai gambaran pengetahuan ibu tentang gejala-gejala fisik pada masa menopause di Dusun IX Desa ......... Kecamatan ......... Tuan Kabupaten ..........
1.3.2    Tujuan Khusus
1.    Untuk Mengetahui distribusi pengetahuan ibu tentang gejala-gejala fisik pada masa menopause berdasarkan umur.
2.    Untuk Mengetahui distribusi pengetahuan ibu tentang gejala-gejala fisik pada masa menopause berdasarkan pendidikan.
3.    Untuk Mengetahui distribusi pengetahuan ibu tentang gejala-gejala fisik pada masa menopause berdasarkan pekerjaan.
4.    Untuk Mengetahui distribusi pengetahuan ibu tentang gejala-gejala fisik pada masa menopause berdasarkan informasi.

1.4    Manfaat Penelitian
1.4.1    Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah bahan bacaan di perpustakaan Akbid.
1.4.2    Bagi Masyarakat
Sebagai bahan masukan dan sebagai bahan informasi tentang gejala-gejala fisik pada masa menopause.
1.4.3    Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang gejala-gejala fisik pada masa menopause.
1.4.4    Bagi Peneliti Yang Akan Datang
Untuk menambah wawasan, pengetahuan peneliti yang akan datang.


Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan dan Kedokteran No.12

untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI
lihat artikel selengkapnya - Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Gejala-Gejala Fisik Pada Masa Menopause Di Desa
iklan2

iklan0
Pengetahuan bufas Perawatan Postpartum di RB

iklan1
ABSTRAK

    Di Indonesia setiap 1 jam terdapat dua orang ibu meninggal, menteri kesehatan Siti Fadilah Supara pada sebuah kesempatan menyatakan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2006 mencapai 291 jiwa per 100.000 kelahiran hidup. (Maryunani, 2009) Menurut survey kesehatan rumah tangga (SKRT) selama 10 tahun angka kematian ibu terutama disebabkan perdarahan postpartum 67% dan 70% faktor – faktor yang mempengaruhi yaitu faktor penolong persalinan, dan faktor tempat tinggal ibu yang kotor dan tidak dirawat sehingga disebabkan infeksi pada saat post postpartum. Berdasarkan masalah yang ditemukan saat ini dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan perawatan postpartum berdasarkan umur, pendidikan, dan paritas. Penelitian ini dilakukan di RB ........... tahun 2011 yang dilaksanakan pada bulan Februari s/d selesai penelitian ini berjenis deskriptif yaitu menggambarkan suatu masalah secara objektif dimana data yang dikumpulkan dengan memberikan kuesioner pada responden dimana jumlah populasi dalam penelitian ini 30 responden dan peneliti mengambil keseluruhan populasi menjadi sampel yaitu sebanyak 30 responden. Adapun hasil penelitian ini adalah didapati responden yang berpengetahuan baik sebanyak 10 responden (33,3%) berpengetahuan cukup 18 responden (60%) dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 2 responden (6,7%). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa umur pendidikan dan paritas mempengaruhi pengetahuan ibu tentang perawatan postpartum. Dengan demikian diharapkan dengan tingginya pengetahuan ibu tentang perawatan postpartum dapat meningkatkan derajat kesehatan khususnya ibu.
Kata Kunci    : Pengetahuan Ibu Nifas, Perawatan Postpartum
Referensi         : 13 referensi (2002 – 2011).

BAB  I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Menghadapi jangka panjang tahap II terdapat dua isu nasional yaitu tingginya angka kematian ibu prenatal dan peningkatan sumber daya manusia dalam peran bidan tindakan khusus dalam penurunan angka kematian ibu dan kesehatan pada ibu terutama pada daerah pedesaan. Asuhan dan nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa keritis dan ibu maupun bayinya, diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama (Ambarwati. 2009).
Di Indonesia dalam setiap 1 jam dua orang ibu meninggal. Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supara pada sebuah kesempatan menyatakan bahwa angka kematian ibu (AKI) pada tahun 2006 mencapai 291 jiwa per 100.000 kelahiran hidup (Mariyunani, 2009).
Pada tahun 2002 – 2003, AKI sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup diperoleh dari hasil SDKI, kemudian menjadi 248 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007). Hasil ini menunjukkan AKI cenderung terus menurun tetapi bila dibandingkan dengan target yang ingin dicapai secara nasional pada tahun 2010 yaitu sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup. (Sudaryanto, 2009).
Sementara itu target penurunan AKI secara nasional dalam recana pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 125 jiwa per 100.000 kelahiran hidup.dalam sebuah majalah kesehatan ibu kota Mei 2007 diungkapkan bahwa di dunia terjadi kematian seorang ibu setiap menit. (Mariyunani, 2009).
Penyebab utama kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, infeksi, ekmpsi, partus lama, dan komplikasi abortus. Menurut survey kesehatan rumah tangga (SKRT) selama 10 tahun angka kematian ibu terutama disebabkan postpartum sekitar 67% dan 70% kematian karena trias preeklamsi, perdarahan, dan infeksi dapat  dihindari. Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu faktor penolong persalinan, dan faktor tempat tinggal ibu yang kotor dan tidak dirawat sehingga menyebabkan infeksi pada saat postpartum merupakan faktor terbesar penyebab terjadinya kematian ibu, deteksi dini terhadap infeksi selama persalinan postpartum yang bersih dan perawatan semasa postpartum yang besar dapat mengulangi masalah ini. (http://kb1.gemari:u.id/beritadetal-pnp?id-1610).
Perawatan pasca persalinan yaitu mobilisasi karena lelah sehabis bersalin ibu harus istirahat tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan, kemudian boleh miring-miring kekanan dan kekiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari kedua diperbolehkan duduk, hari ketiga jalan-jalan dan hari keempat atau kelima sudah diperbolehkan pulang. (usu.2009.http://www.nokita,com)
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian mengenai Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Postpartum.

1.2    Perumusan Masalah
Bagaimana Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Postpartum di Rumah Bersalin tahun 2011.

1.3    Tujuan Penelitian
1.3.1    Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Postpartum di Rumah Bersalin Tahun 2011
1.3.2    Tujuan Khusus
1.    Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu nifas tentang perawatan postpartum di Rumah Bersalin berdasarkan umur.
2.    Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu nifas tentang perawatan postpartum di Rumah Bersalin berdasarkan pendidikan.
3.    Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu nifas tentang perawatan postpartum di Rumah Bersalin berdasarkan paritas.

1.4    Manfaat Penelitian
1.    Bagi Rumah Bersalin Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan di RB tentang perawatan postparum bagi ibu bersalin.
2.    Bagi Responden
Sebagai masukan dan menambah pengetahuan bagi ibu nifas tentang pentingnya perawatan Postpartum sehingga tidak terjadi kelainan dan infeksi dalam masa nifas.

3.    Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam hal yang berkaitan dengan pengetahuan ibu nifas tentang perawatan Postpartum.
4.    Bagi Instansi Pendidikan
Dapat dijadikan sebagai tambahan referensi atau buku bacaan di perpustakaan Akademi Kebidanan Harapan Mama Kab. Deli Serdang.

Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan dan Kedokteran No.10

untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI
lihat artikel selengkapnya - Pengetahuan bufas Perawatan Postpartum di RB
iklan2

iklan0
Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Perawatan Payudara Selama Kehamilan di Desa

iklan1
ABSTRAK
Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar atau teratur untuk memelihara kesehatan payudara waktu hamil dengan tujuan untuk mempersiapkan laktasi pada waktu postpartum. Jika seorang ibu hamil tidak melakukan perawatan payudara selama kehamilan dengan baik dan hanya melakukan perawatan menjelang melahirkan atau setelah melahirkan maka sering dijumpai kasus-kasus yang akan merugikan ibu dan bayi. Kasus tersebut antara lain ASI tidak keluar dan baru keluar setelah hari kedua atau lebih. Puting susu tidak menonjol sehingga bayi sulit menghisap, produksi ASI sedikit sehingga tidak cukup dikonsumsi bayi, infeksi pada payudara, payudara bengkak atau bernanah, munculnya benjolan di payudara. Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang perawatan payudara selama kehamilan di Klinik Bersalin Desa Kec.  Kab. Penelitian ini bersifat dekriptif dengan menggunakan data primer dan sampel berjumlah 26 orang dengan menggunakan teknik sampling accidental, dan diperoleh data dengan membagikan kuesioner tentang pengetahuan ibu hamil tentang perawatan payudara selama kehamilan. Hasil penelitian tentang pengetahuan ibu hamil tentang perawatan payudara selama kehmailan mendapatkan nilai mayoritas cukup sebanyak 12 orang (46,15%), mayoritas pada umur terjadi pada umur 20-24 dan 25-29 tahun berpengetahuan cukup dan kurang sebanyak 5 orang (19,23%), mayoritas berdasarkan pendidikan terjadi pada pendidikan SMA berpengetahuan cukup sebanyak 9 orang (34,62%), mayoritas berdasarkan paritas terjadi pada paritas 1 berpengetahuan cukup sebanyak 7 orang (26,22%), mayoritas berdasarkan pekerjaan terjadi pada pekerjaan IRT berpengetahuan cukup sebanyak 9 orang (34,62%), dan mayoritas berdasarkan sumber informasi tejadi pada sumber informasi media cetak berpengetahuan cukup sebanyak 5 orang (19,23%). Dengan demikian diharapkan kepada ibu-ibu hamil mau meningkatkan pengetahuannya tentang perawatan payudara dan mau melakukan perawatan payudara selama kehamilan karena melihat pentingnya dan sangat bermanfaatnya untuk ibu dan bayi.
Daftar Pustaka    :    10 buku (2003-2009)
Kata Kunci    :    Pengetahuan, Perawatan Payudara Selama Kehamilan


BAB  I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Kanker payudara merupakan salah satu masalah utama kesehatan perempuan di dunia, terutama di negera berkembang seperti Indonesia dan salah satu alasan semakin berkembangnya kanker ini disebabkan oleh rendahnya cakupan deteksi dini dan screening.
Berdasarka data Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2001, kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh kanker pada perempuan, incident rate 38 per 100.000 perempuan kasus dan ditemukan sebesar 22,7% dengan jumlah kematian 14% pertahun dan kanker leher rahim menempati urutan kedua dengan incident rate 16 per 100.000 perempuan kasus dan yang ditemukan 9,7% dengan jumlah kematian 9,3% pertahun dari seluruh kanker perempuan di dunia. (Antara. 2008).
The American Cancer Sociaty (2008) memperkirakan setiap tahunnya sekitar 178.000 wanita Amerika dan 2.000 pria Amerika akan didiagnosis terkena kanker payudara (Cancer, 2008).
Sedangkan berdasarkan data dari badan registrasi Kanker Ikatan Dokter Ahli Patologi Indonesia (IAPI) tahun 1998 di 13 rumah sakit di Indonesia kanker leher rahim menduduki peringkat pertama dari seluruh kanker sebesar 17,2% diikuti kanker payudara 12,2%. Dan berdasarkan data globocan IARC 2002, didapatkan estimasi insiden kanker payudara di Indonesia sebesar 26 per 100.000 perempuan dan kanker leher rahin sebesar 16 per 100.000 perempuan. (Antara, 2008).
Untuk mengurangi angka kejadian yang terjadi maka pemerintah menyelenggarakan program deteksi dini kanker payudara, yaitu dengan pemeriksaan payudara sendiri dan melakukan perawatan payudara.
Perawatan payudara selama kehamilan adalah salah satu bagian penting yang harus diperhatikan sebagai persiapan dalam pemberian ASI.
Selama kehamilan payudara akan membengkak dan daerah sekitar puting warnanya akan lebih gelap. Dengan adanya pembengkakkan tersebut, payudara menjadi mudah teriritasi bahkan mudah luka. Oleh karena itu perlu dilakukan perawatan payudara selama hamil. (Saryono – Pramitasari, 2009).
Akan tetapi, pada kenyataannya banyak ibu hamil mengabaikan perawatan payudara. Ini dikarenakan ibu malas atau sesungguhnya ibu belum mengetahui manfaatnya. (Dedek. 2008).
Apabila selama kehamilan ibu tidak melakukan perawatan payudara dan perawatan tersebut hanya dilakukan pasca persalinan, maka akan menimbulkan beberapa permasalahan, seperti ASI tidak keluar atau ASI keluar setelah beberapa hari kemudian, puting susu tidak menonjol sehingga bayi sulit menghisap, produksi ASI sedikit, dan tidak cukup dikonsumsi bayi, infeksi pada payudara, payudara bengkak, bernanah, dan muncul benjolan di payudara.
Dan setelah dilakukan survey pendahuluan di Klinik Bersalin Desa Kecamatan terdapat ibu hamil yang melakukan pemeriksaan ANC secara rutin berjumlah 35 orang pada bulan Mei Tahun 2011.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Perawatan Payudara Selama Kehamilan di Klinik Bersalin Desa Kecamatan Kabupaten Tahun 2011

1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan bagaimanakah pengetahuan ibu hamil tentang perawatan payudara selama kehamilan di Klinik Bersalin Desa Kecamatan Kabupaten Tahun 2011

1.3    Tujuan Penelitian
1.3.1    Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang perawatan payudara selama kehamilan di Klinik Bersalin Desa Kecamatan Kabupaten Tahun 2011.
1.3.2    Tujuan Khusus
a.    Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu hamil tentang perawatan payudara selama kehamilan berdasarkan umur.
b.    Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu hamil tentang perawatan payudara selama kehamilan berdasarkan pendidikan.
c.    Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu hamil tentang perawatan payudara selama kehamilan berdasarkan paritas.
d.    Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu hamil tentang perawatan payudara selama kehamilan berdasarkan pekerjaan.
e.    Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu hamil tentang perawatan payudara selama kehamilan berdasarkan sumber informasi.

1.4    Manfaat Penelitian
1.4.1    Bagi Petugas Kesehatan
Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya pemberian pelayanan dan informasi tentang perawatan payudara pada ibu hamil.
1.4.2    Bagi Ibu (khususnya responden)
Sebagai sumber informasi pada ibu hamil tentang perawatan payudara selama kehamilan.
1.4.3    Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai referensi bagi pendidikan Akademi Kebidanan Harapan Mama Kabupaten ............
1.4.4    Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam menerapkan ilmu yang didapat dari pendidikan Akademi Kebidanan Harapan Mama Kabupaten ........... khususnya tentang perawatan payudara.
1.4.5    Bagi Peneliti Selanjutnya
Agar dapat menjadi acuan materi perbandingan dimasa yang akan datang.


Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan dan Kedokteran No.9

untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI
lihat artikel selengkapnya - Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Perawatan Payudara Selama Kehamilan di Desa
iklan2

iklan0
Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Pencapaian Tumbuh Kembang Balita 4-5 Tahun Di TK

iklan1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

    Tumbuh kembang anak merupakan suatu proses yang continue, dimulai dari sejak dalam kandungan sampai anak tumbuh dewasa, banyak faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak baik dari faktor genetik maupun lingkungan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ / individu.
    Otak orang dewasa \berbeda dengan otak balita, otak balita (bawah 5 tahun) lebih plastis. Plastisitas otak pada balita mempunyai sisi positif dan negatif. Sisi positifnya, otak balita lebih terbuka untuk proses pembelajaran dan pengkayaan. Sisi negatifnya, otak balita lebih peka terhadap lingkungan utamanya, lingkungan yang tidak mendukung seperti asupan gizi yang tidak adekuat, kurang stimulasi dan tidak dapat pelayanan kesehatan yang memadai. Oleh karena itu masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan masa ini berlangsung sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai ”masa keemasan” (golden period), ”jendela kesempatan” (Window of opportunity) dan ”masa kritis” (critical period). ( Depkes RI, 2005 )      
    Kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita yang menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, dan sebagainya). Dengan tenaga yang profesional (kesehatan, pendidikan dan sosial), akan meningkatkan tumbuh kembang anak usia dini dan kesiapan memasuki jenjang pendidikan formal. Indikator keberhasilan pembinaan tumbuh kembang anak tidak hanya meningkatnya status kesehatan dan gizi anak tetapi juga mental, emosional, sosial dan kemandirian anak berkembang secara optimal.
( Depkes RI, 2005 )      
    Pembinaan tumbuh kembang anak memerlukan perangkat instrumen untuk stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang termasuk format rujukan kasus dan pencatatan - pelaporan kegiatan. Berbagai metoda stimulasi dan deteksi dini telah banyak dikembangkan oleh para ahli dan lintas sektor terkait. Departemen Kesehatan bekerja sama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), telah menyusun berbagai instrumen stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang untuk anak umur 0 – 6 tahun, yang diuraikan dalam pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak ditingkat pelayanan kesehatan dasar. ( Depkes RI, 2005 )      
    Dalam tumbuh kembang anak tidak sedikit peran ibu dan ekologi anak yaitu peran ibu sebagai para genetik faktor yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan psikologis terhadap pertumbuhan post natal dan perkembangan kepribadian melalui ibu, anak akan mendapatkan ASI yang merupakan gizi yang tinggi bayi di samping sebagai pelindung bayi terhadap berbagai macam infeksi. Namun pada saat ini begitu banyak bayi yang tidak mendapatkan ASI ibunya di karenakan ibu yang sangat sibuk ataupun di karenakan gizi ibu yang tidak mencukupi sehingga mengakibatkan anak/bayi mengalami gangguan dalam tumbuh kembang. (http://www2.compas.com)
     Aspek tumbuh kembang anak pada anak dewasa ini adalah salah satu aspek yang di perhatikan secara serius oleh para pakar, karena hal tersebut merupakan aspek yang menjelaskan mengenai proses pembentukan seseorang, baik secara fisik maupun psikososial. Namun, sebagai orang tua belum memahami hal ini terutama orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang relatif rendah. Mereka menganggap bahwa selama anak tidak sakit, berarti anak tidak mengalami masalah kesehatan termasuk pertumbuhan dan perkembangannya. Sering kali  para orang tua mempunyai pemahaman bahwa pertumbuhan dan perkembangannya mempunyai pengertian yang sama. (Nursanam, 2005)
    Mengingat jumlah balita di indonesia sangat besar yaitu sekitar 10% dari seluruh populasi, maka sebagai calon generasi penerus bangsa. Kualitas tumbuh kembang balita di indonesia perlu mendapat perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik. Stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang, selain hal-hal tersebut berbagai faktor lingkungan yang dapat mengganggu tumbuh kembang anak juga perlu dieliminasi. (DEPKES RI, 2005)
    Untuk pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal diperlukan berbagai faktor misalnya, makanan harus disesuaikan dengan keperluan anak yang sedang tumbuh. Penyakit infeksi akut maupun kronis menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga pencegahan penyakit menular merupakan hal penting disamping bimbingan, pembinaan, perasaan aman, dan kasih sayang dari orang tua yang hidup rukun, bahagia dan sejahtera dalam lingkungan yang sehat. (www.geogle.com)
    Menurut suvey demografi kesehatan indonesia 2002 – 2003, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian bayi (AKB) tercatat 35/1000 kelahiran hidup. Pada tahun yang sama prevalasi gizi kurang pada anak balita akan diturunkan dari 25,8 % menjadi 20 % dan umur harapan hidup di naikkan dari 66,29 % menjadi 70,6 %. (www.waraouw.com)
    Di Indonesia sendiri tumbuh kembang dapat dilihat dari besarnya angka kematian bayi (AKB) saat ini yang dirasa masik tertinggi di Asia Tenggara, karena hal itu menjadi kegiatan prioritas Departemen Kesehatan pada periode 2005 – 2010. (www.gogle.com/angkakematianbayi)
    Pencapaian kemampuan tumbuh kembang pada masa bayi tidak selalu di capai persis usia 1 tahun, tetapi dapat dicapai lebih awal atau terlambatnya dari satu tahun. Masing-masing tahap memiliki ciri khas dalam anatomi, fisiologis, blokimia, dan karakternya. Tahap dalam pencapaian tumbuh kembang anak adalah masa prenatal, neonatal, masa bayi, balita, dan prasekolah. (Nursalam, 2005)
1.2    Perumusan Masalah
    Berdasarkan Latar Belakang di atas peneliti membuat Perumusan Masalah yaitu :
Bagaimanakah gambaran pengetahuan dan sikap ibu dalam pencapaian tumbuh kembang balita usia 4 – 5 tahun di TK Desa Kecamatan tahun 2011.

1.3    Tujuan Penelitian
1.3.1    Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap ibu dalam pencapaian tumbuh kembang balita usia 4 – 5 tahun di TK Desai Kecamatan Tuan tahun 2011.
1.3.2    Tujuan Khusus
1.    Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu dalam pencapaian tumbuh kembang Balita di TK Desai Kecamatan Tuan tahun 2011.
2.    Untuk mengetahui sikap ibu dalam pencapaian tumbuh kembang Balita di TK Desai ........... Kecamatan Tuan tahun 2011.

1.4    Manfaat Penelitian1.4.1    Bagi ibu-ibu yang mempunyai balita usia 4 – 5 tahun, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu dalam pencapaian tumbuh kembang balita usia 4 – 5 tahun.
1.4.2    Bagi Intitusi Pendidikan Akademi Keperawatan  Kabupaten ......... sebagai masukan bahan bacaan di perpustakaan Akademi Keperawatan .
1.4.3    Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam penerapan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan.


Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan dan Kedokteran No.8

untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI
lihat artikel selengkapnya - Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Pencapaian Tumbuh Kembang Balita 4-5 Tahun Di TK
iklan2

iklan0
Gambaran Karakteristik Pengetahuan Ibu Tentang ISPA Pada Anak Di Rumah Bersalin

iklan1
ABSTRAK
    Menurut WHO infeksi salaruan pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab angka kematian pada anak dinegara yang sedang berkembang. ISPA ini menyebabkan 4 dari 15 juta angka kematian pada anak berusia dibawah 5 tahun, mencakup 20 – 30%. Oleh karena itu ibu harus betul – betul memahami proses pada anak secara optimal.
    Berdasarkan aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi. Sebenarnya teknik pengumpulan data ini dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari responden dengan menggunakan kuesioner diisi langsung oleh responden yang menjadi sampel dalam penelitian. Dalam malakukan penelitian ini penulis menggunakan aspek pengukuran berupa kuesiner yang telah disusun oleh penulis,berdasarkan konsep tentang gambaran karakteritik pengetahuan ibu tentang ISPA pada anak balita dirumah bersalin Kabupaten tahun 2011.
    Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner pengetahuan yang dianjurkan responden dimana sampel yang digunakan sebanyak 30 responden dengan cara mengambil sampel secara total sampling. Pengolahan data dilakukan dengan cara editing, coding dan tabulating.Kemudian dianalisa dengan melihat persentase data yang telah terkumpul dan disajikan dalam bentuk tabel dan dilanjutkan membahas hasil penelitian dengan menggunakan teori yang ada.
    Dari hasil penelitian gamnaram Karakteristik Pengetahuan Ibu tentang ISPA pada anak balita. Mayoritas pengetahuan kurang sebanyak 16 responden (53,3%), berdasarkan umur berpengetahuan kurang sebanyak 11 responden (36,6%), dengan umur sampai 20 – 30 tahun, Berdasarkan pendidikan berpengetahuan kurang sebanyak 9 responden (30%) dengan pendidikan SD, berdasarkan paritas nerpngetahuan kurang sebanyak 14 responden (46,7%) dengan paritas multipara. Dan berdasarkan sumber informsi berpengetahuan kurang 0 responden (33,33%) dengan sumber informasi
    Berdasarkan hasil penelitian disimpilkan bahwa pengetahuan ibu tentang ISPA kurang, maka karena itu dianjurkan kepada pihak kesehatan pada pasien – pasien yang berkunjung kerumah bersalin tersebut.

Kata Kunci    : Pengetahuan Ibu Tentang Ispa Pada Anak Balita
Daftar Pustaka    : 10 referensi (2003 – 2009)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab kematian pada anak di negara sedang berkembang. ISPA ini menyebabkan 4 dari 15 juta kematian pada anak berusia di bawah 5 tahun. setiap anak balita diperkirakan 3 – 6 episode ISPA setiap tahunnya dan proporsi kematian yang disebabkan ISPA mencakup 20 – 30%. (WHO, 2003,1).
ISPA adalah suatu kelompok penyakit sebagai penyebab angka absensi tertinggi bila dibandingkan dengan kelompok penyakit lain. lebih 50% dari absensi atau dari semua angka tidak masuk kerja / sekolah disebabkan penyakit ini. Angka kekerapan ISPA, tertinggi pada kelompok – kelompok tertutup di masyarakat, penghuni asma, kesatrian, sekolah atau sekolah yang juga menyelengarakan pemondokan (boarding school). Di negara barat kasus ini banyak dijumpai pada recruitment dan murid sekolah pada musim dingin, awal musim gugur, atau pada masa – masa pergantian musim.
ISPA yang mengenai saluran nafas bawah, misalnya Bronchitis, bila menyerang kelompok umur tertentu, khususnya bayi, anak – anak dan orang tua, akan memberikan gambaran klinis yang berat dan jelek dan sering kali berakhir dengan kematian. ISPA yang disebabkan oleh virus, wanita lebih rentan bila dibandingkan dengan pria, namun waktu menstruasi mereka lebih tahan. (Abdul, 2002).
    Sebagai kelompok penyakit ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien di sarana kesehatan. Sebanyak 40 – 60% kunjungan berobat di Puskesmas dan 15 – 30% kunjungan berobat di bagian rawat jalan dan rawat inap rumah sakit disebabkan oleh ISPA (Dirjen P2MPLP RI, 1996 : 7).
    Word Health Organization (WHO) memperkirakan insiden infeksi saluran pernafasn akut (ISPA) di Negara berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per1000 kelahiran hidup adalah 15% - 20% pertahun pada golongan usia balita. Menurut WHO ± 13 juta anak balita di dunia meninggal setiap tahun dan sebagai besar kematian tersebut terdapat di Negara berkembang dimana pneumonia merupakan salah satu penyebab utama kematian dengan ± 4 juta balita seiiap tahun. (Depkes, 2000).
    Di Indonesia, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) saluran menempati urutan pertama menyebabkan kematian pada kelompok bayi dan balita. Selain itu ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah sakit. Survey mortalitas yang dilakukan oleh subdit ISPA tahun 2005 menempatkan ISPA / pneumonia sebagai penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia dengan persentase 22,30% dari seluruh kematian balita (Anonim, 2008).
    Sejumlah Puskesmas dikota  Menunjukkan adanya peningkatan kasus ISPA bahkan kunjungan pasien di Puskesmas tersebut didominasi penderita ISPA dengan gejala batuk, pilek, disertai dengan demam. Dalam 1 hari ada 50 -60 pasien yang berkunjung ke puskesmas. Dari jumlah tersebut hampir 80% menderita ISPA (www. Waspada.co.id)

1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Gambaran Karakteristik Pengetahuan Ibu Tentang ISPA Pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalifah tahun 2011.

1.3    Tujuan Penelitian
1.3.1    Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Karakteristik Pengetahuan Ibu Tentang ISPA Pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalifah tahun 2011.
1.3.2    Tujuan Khusus
1.    Untuk mengetahui Distribusi Karakteristik Pengetahuan Ibu Tentang ISPA Pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalifah tahun 2011 berdasarkan umur.
2.    Untuk mengetahui Distribusi Karakteristik Pengetahuan Ibu Tentang ISPA Pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalifah tahun 2011 berdasarkan pendidikan
3.    Untuk mengetahui Distribusi Karakteristik Pengetahuan Ibu Tentang ISPA Pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalifah tahun 2011 berdasarkan paritas
4.    Untuk mengetahui Distribusi Karakteristik Pengetahuan Ibu Tentang ISPA Pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalifah tahun 2011 berdasarkan pekerjaan
5.    Untuk mengetahui Distribusi Karakteristik Pengetahuan Ibu Tentang ISPA Pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalifah tahun 2011 berdasarkan sumber informasi

1.4    Manfaat Penelitian
1.4.1    Bagi Peneliti
Dapat mengamplikasikan ilmu dan teori yang dapat di bangku kuliah khususnya dalam melakukan penelitian dan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program D-III kebidanan
1.4.2    Bagi Ibu Yang Memiliki Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalifah
Sebagai bahan masukan untuk menambah informasi atau pengetahuan ibu tentang ISPA pada balita.
1.4.3    Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian dapat menjadi bahan bacaan di perpustakaan Akademi Kebidanan Kabupaten 1.4.4    Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian dapat menjadi bahan masukan bagi penelitian atau mahasiswa yang berniat untuk penelitian selanjutnya.


Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan dan Kedokteran No.7

untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI
lihat artikel selengkapnya - Gambaran Karakteristik Pengetahuan Ibu Tentang ISPA Pada Anak Di Rumah Bersalin
iklan2

iklan0
Gambaran Karakteristik Ibu Hamil Dengan Hidramnion Di Rumah Sakit

iklan1
ABSTRAK

Menurut WHO angka kejadian hidramnion berkisar 1,1 – 2,8% dari seluruh kehamilan disebabkan oleh komplikasi pada kehamilan dan persalinan dan 8 – 18% dengan kelainan janin. Biggio dan kawan-kawan di University Of Alabama melaporkan insidensi kelebihan air ketuban 1% diantara lebih dari 36.000 kehamilan. Hidramnion adalah pada wanita hamil dan bersalin merupakan masalah besar di Negara berkembang termasuk Indonesia. Cairan ketuban paling banyak dihasilkan oleh urinasi atau produksi air seni janin, si jabang bayi minum air ketuban dalam jumlah yang seimbang dengan air seni yang dikeluarkannya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Karakteristik Ibu Hamil Dengan Hidramnion di Rumah Sakit Periode 2009 – 2011. Populasi berjumlah 35 orang dan seluruh populasi dijadikan sampel. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif menggunakan data sekunder yang diperoleh dari rekam medik, pengolahan data secara editing dan tabulating, kemudian menganalisa data dengan melihat persentase yang terkumpul dan dijadikan tabel kemudian membahas hasil penelitian dengan teori yang ada. hasil penelitian berdasarkan mayoritas pada umur 35-39 tahun sebanyak 13 orang (37,14%) dan minoritas pada umur 40-44 tahun sebanyak 1 orang (2,85%), berdasarkan paritas mayoritas multipara sebanyak 24 orang (68,57%) dan minoritas Grandmultipara sebanyak 2 orang (5,71%) berdasarkan usia kehamilan mayoritas 28 – 31 minggu sebanyak 18 orang (51,4%) dan minoritas 32-35 minggu sebanyak 2 orang (5,1%), berdasarkan faktor penyebab ibu mayoritas kehamilan Ganda sebanyak 13 orang (37,42%) dan minoritas penyebab Rhesus / inkompatibilitas sebanyak 6 orang (17,2%) dari hasil penelitian diharapkan kepada petugas kesehatan dapat meningkatkan kualitas asuhan kebidanan pada ibu hamil, sehingga dapat memperkecil kejadian hidramnion.
Kata Kunci    :    Hidramnion
Daftar Pustaka      : 14 referensi (2001-2011)



BAB  I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Hidramnion pada wanita hamil dan bersalin merupakan masalah besar di Negara berkembang termasuk Indonesia. Cairan ketuban paling banyak dihasilkan oleh proses urinasi atau produksi air seni janin. Si jabang bayi minum air ketuban dalam jumlah yang seimbang dengan air seni yang dihasilkannya. Volume air ketuban tidak persis dari waktu ke waktu. Volume ini mengalami dari puncak di umur kehamilan 33 minggu, yakni sekitar 1 – 1,5 liter yang berangsur berkurang mendekati kehamilan cukup bulan (40 minggu) (Rachmuddin, 2006).
Menurut salah satu jurnal yang diterbitkan dalam Pubmed, insiden terjadinya hidramnion adalah 0,4% dan berkaitan dengan prematur, kehamilan kembar, diabetes dan kelainan pada janin. Berdasarkan penelitian, yang diterbitkan oleh British Medical Journal hidramnion akut dapat diatasi dengan cara parasintensis uteri (rahim) (Manuaba, 2008).
Menurut WHO angka kejadian hidramnion berkisar 1,1 – 2,8% dari seluruh kehamilan disebabkan oleh komplikasi pada kehamilan dan persalinan dan 8 – 18% dengan kelainan janin. Biggio dan kawan-kawan di University Of Alabama melaporkan insidensi kelebihan air ketuban 1% diantara lebih dari 36.000 kehamilan. Sampai sekarang penyebab hidramnion masih belum jelas, banyak kasus hidramnion berhubungan dengan kelainan janin (Rachmuddin, 2006).
Dalam penelitian oleh Hill dan kawan-kawan dari Maya Clinic lebih dari 9000 persen pasien prenatal menjalani evaluasi USG rutin menjelang awal trimester III insidensi hidramnion yaitu 0,1% dari seluruh kehamilan dengan kelebihan air ketuban ringan atau kantung yang berkurang 8-11 cm dan 80% cairan yang berlebihan hidramnion sedang 12-15 cm terdapat pada 15% sedangkan yang berat 16 cm terdapat 5% atau yang sering dijumpai hidramnion pada kongential animaly sebesar 17,7-29%. (Dr. Hilmansyah).
Di Bandung ditemukan hampir 65% dinyatakan hidramnion. Damata dan koleganya melaporkan bahwa 105 wanita yang diteliti mengalami kelebihan air ketuban, sedangkan di Rumah Sakit Martha Friska Medan ditemukan frekuensi 20% dan di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung 4-6% (Rachmuddin, 2006).
Hidramnion juga dapat berkembang mendadak bila terjadi peningkatan air ketuban dalam waktu 14 hari. Hidramnion juga menimbulkan gejala pada ibu hamil yang meliputi dispnea (sesak napas), kaki tungkai bawah membengkak dan perut membesar dan tampak mengilat dan ini terjadi dalam waktu yang sedikit / yang tidak lama dan diperlukan tindakan untuk meringankan ibu hamil. (Manuaba, 2008).
Oleh karena angka kejadian hidramnion ibu dan janin yang cukup tinggi maka ibu hamil dengan kelebihan air ketuban lebih sering dipantau sehinga dapat diambil sikap untuk melakukan obeservasi dan penanganan yang tepat.
Hasil survey awal tanggal 18-02-2010 yang dilakukan di Rekam Medik Rumah Sakit ibu yang mengalami kelebihan air ketuban sebanyak 35 orang yakni tahun 2009 sebanyak 10 orang, tahun 2008 sebanyak 11 orang, tahun 2011 sebanyak 14 orang.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran Karakteristik Ibu Hamil dengan Hidramnion di Rumah Sakit Periode 2009 – 2011”.

1.2    Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam Penelitian ini adalah "Bagaimanakah Gambaran Karakteristik Ibu Hamil Dengan Hidramnion di Rumah Sakit Periode 2009 – 2011.”

1.3    Tujuan Penelitian
1.3.1    Tujuan Umum
Untuk mengetahui Karakteristik ibu hamil dengan hidramnion di Rumah Sakit Periode 2009 – 2011.
1.3.2    Tujuan Khusus
1.    Untuk mengetahui distribusi ibu hamil dengan hidramnion berdasarkan umur di Rumah Sakit Periode 2009 – 2011.
2.    Untuk mengetahui distribusi ibu hamil dengan hidramnion berdasarkan paritas di Rumah Sakit Periode 2009 – 2011.
3.    Untuk mengetahui distribusi ibu hamil dengan hidramnion berdasarkan usia kehamilan di Rumah Sakit Periode 2009 – 2011.
4.    Untuk mengetahui distribusi ibu hamil dengan hidramnion berdasarkan faktor penyebab di Rumah Sakit Periode 2009 – 2011.

1.4    Manfaat Penelitian

1.4.1    Bagi Pihak Rumah Sakit Haji
Bagi pihak Rumah Sakit dapat menjadi bahan masukan dan informasi dalam meningkatkan pelayanan berdasarkan kebidanan khususnya yang berhubungan dengan kasus hidramnion.
1.4.2    Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan perbandingan dengan penelitian selanjutnya dan sebagai bahan informasi dan bahan bacaan di perpustakaan Akademi Harapan Mama tentang kelebihan air ketuban.
1.4.3    Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya tentang hal-hal yang berkaitan dengan hidramnion.


Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan dan Kedokteran No.6

untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI
lihat artikel selengkapnya - Gambaran Karakteristik Ibu Hamil Dengan Hidramnion Di Rumah Sakit
iklan2

iklan0
Gambaran Karakteristik Ibu Bersalin Dengan Solusio Plasenta di Rumah Sakit

iklan1
ABSTRAK
Perdarahan merupakan peyebab kematian ibu terbesar dalam kehidupan, perdarahan tersebut dapat terjadi pada masa hamil, maupun setelah persalinan, salah satunya penyebeb kematian ibu. Solusio plasenta adalah keadaan dimana plasenta letaknya normal terlepas dari implantasi, sebelum janin lahir, masalah yang diambil dalam penelitian ini bagaimana karakteristik ibu bersalin dengan solosio plasenta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu bersalin dengan solosio plasenta di RSUP  H. Adam Malik  Periode 2007 sampai dengan 2011 berdasarkan umur dan paritas. Adapun jenis penelitian ini bersifat deskriptif, objek penelitian yang diambil semua ibu yang mengalami solosio plasenta yang berjumlah 30 orang di RSUP H. Adam Malik , data diambil dari catatan medik, pengolahan data melalui editing, coding, tebulating, dan analisa data dengan melihat persentase data yang telah terkumpul disajikan dalam tabel.
Dari hasil penelitian di  RSUP H.Adam Malik  berdasarkan umur mayoritas 30 – 40 tahun sebanyak 12 orang ( 40%) dan minoritas pada umur <20 tahun sebanyak 3 orang ( 10%), berdasarkan paritas yang mayoritas 0-1 sebanyak 17 orang ( 56,6%) dan minoritas >4 sebanyak 1 orang (3,3%) hasil penelitian ini dapat dinyatakan bahwa umur dan pritas merupakan karakteristik ibu bersalin dengan solosio plasenta.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah solosio plasenta umumnya terjadi pada umur 30-40 tahun dan dengan paritas 0 -1, khususnya bidan praktek swasta dan RSU Adam Malik . Agar dapat meningkatkan pelayanan dalam mendeteksi sehingga dapat berperan aktif dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu.

Kata Kunci        : Ibu Bersalin dengan solosio Plasenta
Daftar Pustaka : 12 Buku, Internet 2 Buah ( 1996 – 2008)   
   
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Solosio Plasenta suatu keadaan dimana Plasenta yang letaknya normal terlepas dari perlengkapannya sebelum janin lahir, biasanya terhitung sejak hamil 28 minggu.
( Mochtar.R.1998)
Solosio plasenta yang secara klinis jelas terdapat pada 0,5 – 1 % yang dari semua kehamilan. Solosio Plasenta sering disertai oleh keadaan yang menyebabkan insufisiensi Uteroplesenter Kronik seperti hipertensi, preeklamsi, perdarahan yang hebat dan jarak waktu antara terjadinya solosio plasenta sampai pengosongan uterus sehingga resiko kematian ibu mencapai 0,3 - 3% dan kematian janin 50 - 80%.
(Media Asculapius,2000)
Perdarahan pada silosio plasenta sebenarnya lebih berbahaya dari pada plasenta pravia,  oleh karena itu  pada kejadian tertentu perdarahan yang tampak keluar melalui vagina hampir tidak ada atau tidak sebanding dengan perdarahan yang berlangsung internal yang sangat banyak. Pemandangan yang menipu inilah sebanarnya yang membuat solosio plaseta lebih berbahaya karena dalam keadaan yang demikian sering kali perkiraan jumlah darah yang telah keluar sukar diperhitungkan pada hal janin telah mati dan ibu berada dalam keadaan syok.
Perdarahan antepartum menurut WHO adalah perdarahan pervaginaan setelah 29 minggu  kehamilan atau lebih insidensinya + 3% dan salah satu penyebabnya adalah solosio Plasenta.
( Admin, 2007)
Di Amerika Serikat dilaporkan dari semua angka kematian janin yang terjadi pada tahun 2007. Berkisar antara 50% - 80% yang mengalami solosio plasenta.
( Yayan Akhyar Israr,2007)          
 Di Indonesi sebagai Negara berkembang penyebab solosio plasenta tidak dikatehui dengan pasti tetapi pada kasus – kasus sehingga pada tahun 2008 berkisar kira - kira  2,1% yang mengalami solosio Plasenta.
Disumatra seperti di Pekan Baru di RSUD. Arifin Achmad, Solosio Plasenta merupakan 30% dari seluruh kejadian perdarahan antepartum.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ gambaran karakteristik ibu bersalin dengan Solosio Plasenta di RSU. 2007 – 2011”
1.2    Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka rumusan masalah adalah gambaran karakteristik ibu bersalin dengan Solosio Plasenta di RSU 2007 – 2011.
 
1.3    Tujuan Penelitian
1.3.1    Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran karakteristik Ibu bersalin dengan solosio Plasenta di RSU.  Periode 2007 -2011
1.3.2    Tujuan Khusus
    Untuk mengetahui distribusi ibu bersalin dengan solosio plasenta berdasarkan umur di Rumah Sakit Umum Periode 2007 – 2011.
    Untuk mengetahui distribusi Ibu bersalin dengan solosio Plasenta berdasarkan paritas di Rumah Sakit Umum periode 2007 - 2011

1.4    Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk:
    Memberikan gambaran mengenai kasus solosio Plasenta di Rumah Sakit Umum .................  Periode 2007 – 2011.
    Sumber informasi bagi praktisi kesehatan dan pemerintah agar lebih memperhatikan masalah solosio plasenta sebagai salah satu faktor resiko penyebab kematian ibu dan anak yang dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam pengolahan kasus – kasus solusio plasenta sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan anak.
    Untuk kematian masyarakat Ilmiah, sebagai data dasar bagi penelitian selanjutnya.





Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan dan Kedokteran No.5
 
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI
lihat artikel selengkapnya - Gambaran Karakteristik Ibu Bersalin Dengan Solusio Plasenta di Rumah Sakit
iklan2

iklan0
Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak

iklan1
ABSTRAK
Karies gigi merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi yaitu email, dentin, dan sementum yang disebabkan aktivitas jasad renik yang ada dalam satu karbohidrat yang diragikan. Proses  karies gigi  ini ditandai dengan terjadinya demineraslisasi pada jaringan  keras gigi diikuti dengan kerusakan bahan organiknya. Tujuan penelitian ini  adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Karies gigi pada anak kelas 4 SD yang dilaksanakan di SD Negeri 106178 desa Baru Kecamatan dimana yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak kelas  4 SD yang sekolah di SD  Negeri 106178 Desa Baru Kecamatan yang berjumlah 35 orang, di mana keseluruhan populasi dijadikan sebagi sampel dalam penelitian ini. Penelitian ini berjenis deskristif  yaitu untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang menyebabkan karies gigi. Data yang  terkumpul  dalam bentuk  data primer  yang  didapatkan  dengan membangikan kuisioner pada seluruh  siswa  yang menjadi sample  dalam  penelitian ini dimana dalam satu lembar kuisioner  terdiri data 20 pertanyaan. Adapun hasil dari penelitian  ini adalah diketahui bahwa faktor dominan yang menyebabkan  terjadinya karies  gigi pada anak  adalah faktor makanan yaitu sebanyak 30 responden (85.7%), sedangkan faktor  non dominan mayoritas  disebabkan oleh bakteri sebanyak 8 responden (23%). Bagi anak-anak  menggosok gigi sangat penting untuk mencegah terjadinya  kerusakan pada gigi, serta mengurangi  mengkonsumsi makanan-makanan yang manis dan bersifat lengket.
Kata Kunci     : Faktor-faktor penyebab + terjadinya karies  gigi  pada anak.
Daftar Pustaka : 10 Buku (2004-2008)

BAB  I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Masalah utama dalam rongga mulut adalah karies gigi. Di Indonesia, prevelansi karies gigi ada kecenderungan semakin tinggi. Pada masa ini tidak hanya banyaknya karies gigi yang perlu diperhatikan tetapi urutan penyebab kejadian karies gigi seperti faktor gigi, substrat, mikroorgnisme, dan faktor waktu.
Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum yang disebabkan aktivitas jasad renik yang ada dalam suatu karbohidrat yang dirugikan. Proses karies gigi ditandai dengan terjadinya deminerausisi pada jaringn keras gigi, terjadinya invasi bakteri dan kerusakan pada jaringan pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapikal dan menimbulkan rasa nyeri. Sampai sekarang karies gigi masih merupakan masalah kesehatan baik di negara maju maupun di negara-negara berkembang.
Penelitian mengenai identifikasi resiko karies saat ini telah banyak dilakukan pada anak-anak usia sekolah dan remaja. Adanya riwayat karies diketahui sebagai indikator terbaik dalam penentuan perkembangan karies. Namun indikator tersebut tidak dapat mencapai target ketetapan sekitar 80%.
Berdasarkan survey litbankes, presentase angka kesakitan gigi menduduki peringkat ke-6 terbanyak Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT 2009). Di Indonesia prevelansi karies gigi tetap diperkirakan 60-80% dari jumlah penduduk Indonesia. Berdasarkan survey kesehatan gigi yang dilakukan oleh direktoral pada daerah kota anak umur 8 tahun mempunyai prevelansi karies 45,2%, rata-rata 0,84, anak umur 12 tahun sebesar 76,62% rata-rata 2,21 sedangkan anak umur 14 tahun mempunyai prevelansi kariesnya 73,2 dan rata-rata 2,69.
Adanya interaksi antara faktor penyebab karies, merupakan awal terjadinya lesi karies gigi. Hasil laporan penelitian-penelitian di berbagai tempat di Indonesia menunjukkan adanya pervalensi yang cukup tinggi pada anak usia sekolah.
Berdasarkan hasil survey di atas, didapati anak yang mengalami karies gigi jumlahnya cukup tinggi, maka masalah ini perlu mendapatkan perhatian yang serius agar dapat diupayakan cara pencegahannya dan penanggulangannya.

1.2    Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, diketahui bahwa karies gigi banyak terjadi pada anak-anak usia sekolah dan remaja. Maka dari pernyataan itu, peneliti membuat perumusan masalah yaitu “Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak Di Sekolah Dasar”.

1.3    Tujuan Penelitian

1.3.1    Tujuan umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya karies gigi pada anak.
1.3.2    Tujuan Khusus
-    Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya karies gigi berdasarkan makanan yang dikonsumsi.
-    Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya karies gigi berdasarkan bakteri.
-    Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya karies gigi berdasarkan gigi dan air ludah.

1.4    Manfaat Penelitian
-    Bagi instansi SD
Untuk menambah wawasan dan informasi bagi siswa-siswi terhadap faktor-faktor penyebab dan pencegah karies gigi.
-    Bagi peneliti
•    Untuk menambah pengetahuan peneliti terutama tentang penyebab dan pencegahan karies gigi.
•    Data yang sudah ada dapat dijadikan sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya terutama tentang kesehatan gigi.
-    Bagi institusi pendidikan
•    Dapat dijadikan sebagai reverensi di perpustakaan.


Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan dan Kedokteran No.4
 
 untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI
lihat artikel selengkapnya - Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
iklan2