Senin, 17 Oktober 2011

Hubungan Seksual

iklan1
Hubungan Seksual:

Defenisi
Hubungan seksual adalah aktivitas seksual yang berkaitan dengan sistem reproduksi yang melibatkan gamet pria dan wanita (Dorland, 2002, hlm. 105). Selain itu, menurut Kamus Besar Indonesia (2003, hlm, 312), hubungan seksual adalah yang berhubungan dengan persetubuhan antara laki-laki dan perempuan.

Fisiologis Seks
Kehidupan seks yang bahagia dan memuaskan selalu didambakan oleh setiap pasangan suami-istri. Keinginan itu tetap ada pada mereka walaupun pada saat hamil. Menurut Derek (2000, hlm. 55-59), aktivitas seksual yang sempurna berlangsung melalui empat fase reaksi seksual yaitu :

a. Fase kenikmatan atau bangkitnya gairah
Fase ini dimulai dari hubungan kontak tubuh dengan pria, bukan oleh rangsangan seksual, meskipun pandangan terhadap pria yang menarik bisa memainkan peranan. Bangkitnya gairah seksual bervariasi tergantung waktu. Banyak wanita mengalami minat seksual yang tinggi pada saat tertentu, seperti pada pertengahan siklus atau sebelum dan selama haid. Tetapi tidak ada pola yang konsisten dapat ditentukan. Fase kenikmatan seorang wanita tergantung pada kelambatan mencapai puncak, yang lebih lama dari pria. Selama itu, klitoris beraksi, saluran vagina lebih halus dan tebal karena dipenuhi pembuluh darah yang membentuk benjolan halus. Perubahan ini beragam tingkatannya dari satu wanita ke wanita lain.

b. Fase Plateau
Pada fase ini wanita akan merasakan penis bereaksi di dalam vaginanya. Banyak wanita mengatakan, bagian yang menyenangkan dari hubungan seksual, terpisah dari orgasme itu sendiri adalah perasaan ketika penis memasuki vagina. Jika wanita tidak mengalami orgasme ketika melakukan hubungan seksual, wanita tersebut mungkin menginginkan pria membantunya mencapai orgasme dengan mengusap daerah klitoris secara lembut atau mengusap dengan lidah dan bibir yang disebut dengan cunnilingus. Wanita mungkin lebih senang mengalami orgasme sebelum mereka memulai senggama atau setelah pria mengalami ejakulasi, tergantung dari suasana hati mereka berdua.

c. Fase Orgasme
Orgasme disebabkan oleh suatu refleks. Rangsangan di daerah klitoris baik secara langsung ketika wanita bermarturbasi atau dirangsang secara tidak langsung oleh gerakan penis ketika masuk ke dalam vagina. Setiap orang dewasa dan menerima orgasme secara berbeda. Penjelasan yang diberikan beberapa wanita menunjukkan, orgasme adalah perasaan nikmat yang tertinggi dari bangkitnya nafsu seks. Perasaan ini bisaanya dimulai di bagian pinggul, kemudian menyebar keseluruh tubuh. Selama orgasme perasaan wanita berpusat pada sensasi dan sebagian besar pada pengeluaran cairan. Ini dimulai dengan saat-saat ketegangan yang tidak terkontrol, pelepasan ketegangan mental dan kelegaan. Hamper setiap wanita dapat mencapai orgasme dengan bermarturbasi, atau dengan rileks dan yakin terhadap hubungannya untuk memberitahu pasangan tentang kebutuhan sehingga dapat membantu mencapi orgasme dengan perangsangan.

d. Fase Resolusi
Pada pria dan wanita, kontraksi otot konklusif dan kenikmatan orgasme diikuti dengan relaksasi. Tetapi berbeda dengan penis pria, bisaanya klitoris tidak mengendur dan beberapa wanita dapat mencapai satu orgasme setelah orgasme yang lain, tanpa selingan. Banyak wanita merasa cukup dengan hanya dengan satu orgasme. Dalam lima sampai sepuluh menit pertama dari fase resolusi, jaringan vagina dan vulva kehilangan cairan yang akan membasahi vagina. Tetapi jika wanita dirangsang kembali secara seksual, maka dia dapat terangsang dan mengalami orgasme yang lain dengan jarak waktu yang lebih pendek dari pada pria. Sebaliknya, jika wanita dirangsang pada fase plateu tetapi tidak dibantu mencapai orgasme, maka fase resolusi sering menjadi lama dan ketegangan jaringan vagina lambat untuk dipulihkan. Rangsangan yang berulang dan kegagalan mencapai orgasme bisa menyebabkan frustasi fisik dan mental. Mungkin juga menyebabakan keluhan ginekologis yang bersifat psikomatis.

Tidak ada komentar: